PUPR Riau Akan Anggarkan Rp94 Miliar Pembangunan Jembatan Panglima Sampul Kepulauan Meranti

PUPR Riau Akan Anggarkan Rp94 Miliar Pembangunan Jembatan Panglima Sampul Kepulauan Meranti
Jembatan Panglima Sampul Ambruk/F: ist

PEKANBARU, LIPO - Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PUPR-PKPP) Provinsi Riau akan menganggarkan Rp94 miliar untuk pembangunan Jembatan Panglima Sampul, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti pada tahun 2025.

Hal itu menindaklanjuti arahan Penjabat Gubernur Riau (Gubri) SF Hariyanto yang meminta agar jembatan yang menghubungkan beberapa kecamatan di Kepulauan Meranti itu segera dibangun. Sebab kondisi jembatan yang roboh tidak mungkin diperbaiki lagi.

"Pembangunan Jembatan Panglima Sampul di Kepulauan Meranti anggarannya kita masukan di APBD Riau tahun 2025 sebesar Rp 94 miliar," ujar Kepala Dinas PUPR-PKPP Provinsi Riau, M Arief Setiawan, Senin (1/7/2024).

Arief mengatakan, pembangunan jembatan sudah menjadi atensi Pj Gubernur Riau. Dimana saat kunjungan kerja ke Kepulauan Meranti, Pj Gubernur Riau sudah berjanji untuk pembangunan jembatan Panglima Sampul dimasukan di APBD 2025.

"Untuk revisi DED nya kita masukkan di APBD perubahan 2024. Karena sebelumnya kan sudah ada DED nya, jadi itu yang kita revisi," sebutnya.

Sebelumnya, Pj Gubri SF Hariyanto di hadapan Plt Bupati Kepulauan Meranti, Asmar saat penyerahan SK PPPK tenaga guru di lingkungan Pemprov Riau penempatan Kabupaten Kepulauan Meranti berjanji jika pembangunan Jembatan Panglima Sampul dimasukkan di APBD Riau 2025.

Jembatan Panglima Sampul merupakan penghubung Desa Alai dengan Desa Gogok Darussalam roboh. Jembatan itu juga merupakan akses terdekat menuju kota ataupun sebaliknya. Jembatan tersebut terletak di Sungai Perumbi Kecamatan Tebingtinggi Barat.

"Jembatan Panglima Sampul yang roboh itu saya sudah janji ke pak Bupatu akan dibangun tahun 2025. Sebab saya ditanya terus, karena beliau takut tidak masuk di anggaran 2025," kata Pj Gubri.

Pj Gubri menyatakan, jembatan ini merupakan akses utama masyarakat. Apalagi jembatan itu tidak hanya masyarakat Kecamatan Tebingtinggi Barat yang menggunakan, tapi juga tiga kecamatan lain seperti Pulau Merbau, Merbau dan Tasikputri Puyu pun memanfaatkannya.

"Jadi InsyaAllah tahun depan jembatan itu saya kerjakan pembangunan jembatannya. Karena saya prihatin sekali, kok bisa jembatan itu roboh. Memang saya lihat itu tiang jembatan kecil-kecil," sebutnya.

Diketahui, Jembatan Panglima Sampul ini dibangun sekitar tahun 2002 saat Kepulauan Meranti masih jadi bagian dari Kabupaten Bengkalis. Sejak dibangun itu, tidak ada pemugaran atau perawatan. Sementara aktivitas padat di atasnya.

Pasca jembatan ambruk, warga harus memutar 5 desa untuk sampai ke kota. Yang biasanya dari Desa Alai langsung ke Desa Gogok, kini harus melintasi Desa Batangmalas, Tenan, Maini Darul Aman, Mantiasa kemudian baru ke Desa Gogok.

Selisih jalan yang harus dilintasi selama 1 jam perjalanan normal. Ini merupakan akses alternatif satu-satunya jika hendak ke kota di Selatpanjang.

Saat ini masyarakat menggunakan kempang untuk penyeberangan. Sebab jembatan yang sebelum menjadi penghubung sudah roboh.*****

 

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

#PUPR

Index

Berita Lainnya

Index